Tim Dosen Pulang Kampung PSP IPB University Lakukan Pendampingan Nelayan Desa Cikiruhwetan Provinsi Banten sebagai Inisiasi Pembentukan Desa Nelayan Mandiri

Tim Dosen Departemen PSP FPIK-IPB University yang terdiri atas Yopi Novita, Wazir Mawardi, Sugeng H Wisudo, Budhi H Iskandar, Vita R Kurniawati, dan Dwi Putra Yuwandana; pada hari Selasa, 7 Agustus 2024 memberikan pelatihan untuk nelayan di Desa Cikiruhwetan Kabupaten Pandeglang.  Pelatihan dilaksanakan di Gedung TPI Cikeusik Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri atas nelayan, istri nelayan dan petugas PPI Cikeusik. Kegiatan pelatihan tersebut merupakan upaya inisiasi Pembentukan Desa Nelayan Mandiri di Desa Cikiruhwetan.  Kegiatan inipun sejalan dengan rencana stategis Pemerintah Daerah Provinsi Banten yang merencanakan terwujudnya Pelabuhan Perikanan Banten Selatan Terpadu, dengan tumbuhnya aktivitas ekonomi masyarakat pesisir, meningkatnya kinerja pembangunan kelautan dan perikanan dan penataan kawasan kumuh.

Materi pelatihan meliputi materi pengoperasian alat tangkap berwawasan lingkungan, manajemen usaha perikanan dan upaya mitigasi risiko.  Materi tentang pengoperasian alat tangkap berwawasan lingkungan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran nelayan untuk mau menggunakan dan mengoperasikan alat tangkap yang tidak merusak sumberdaya ikan dan lingkungan, sehingga ketersediaan sumberdaya ikan tetap berkelanjutan. Adapun materi tentang manajemen usaha perikanan diberikan dengan harapan agar nelayan menjadi sentra pertumbuhan aktivitas ekonomi di pesisir.  Terakhir  materi tentang upaya mitigasi risiko, diberikan dalam upaya mendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), mengingat daerah penangkapan ikan nelayan di Desa Cikiruhwetan adalah Perairan Samudera Hindia.  Ketiga materi masing-masing diberikan oleh Wazir Mawardi, Sugeng Hari Wisudo, dan Budhi Hascaryo Iskandar, yang merupakan staf pengajar di Departemen PSP FPIK IPB University. Diskusi dimoderatori oleh Vita R Kurniawati.

Pelatihan diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Cikiruhwetan yang diwakili oleh Sekretaris Desa (Sekdes), Bapak Riki Repangga, S.IP.  Pak Sekdes menyampaikan bahwa kesadaran nelayan akan pentingnya keselamatan di lingkungan kerja masih sangat minim.  Beberapa kejadian kecelakaan di laut (LAKALAUT), diantaranya mengakibatkan nelayan meninggal akibat tenggelam. Saat kejadian, tidak tersedia life jacket di atas kapal.  Padahal beberapa waktu lalu, para nelayan mendapat bantuan life jacket, akan tetapi life jacket tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya.  Selanjutnya acara pelatihan dibuka oleh Kepala Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Wilayah Selatan (Bapak Imam Budiono, SE).  Dalam pembukaannya, Bapak Imam Budiono menyampaikan bahwa nelayan Desa Cikiruhwetan harus dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan usaha penangkapan ikan yang efektif dan efisien serta tanggap bencana.  Mengingat potensi kelautan dan perikanan di Banten sangat besar. Sehingga keberadaan PPI Cikeusik dapat dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin.

Di akhir kegiatan, mewakili Tim Dosen PSP Mengabdi, Yopi Novita selaku Ketua Tim,  menyerahkan bantuan berupa alat penyelamatan diri (APD) yang terdiri atas life jacket dan life ring kepada petugas PPI Cikeusik.  Pemberian bantuan APD ini dimaksudkan sebagai upaya mitigasi risiko LAKALAUT.  Upaya mitigasi risiko sangat diperlukan mengingat wilayah kerja nelayan dan petugas PPI Cikeusik adalah perairan selatan  Jawa yang terkenal dengan ombaknya yang besar, yaitu  perairan Samudera Hindia.

Kepala KCD Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Wilayah Selatan mengharapkan agar kegiatan pelatihan tersebut berkelanjutan.  Sehingga upaya pembentukan nelayan mandiri dapat terwujud.  Nelayan mandiri adalah nelayan yang bertanggungjawab terhadap diri, keluarga dan lingkungannya. 

Bersamaan dengan pelaksanaan pelatihan, Dwi Putra Yuwandana melakukan pemotretan wilayah Pelabuhan dengan menggunakan drone.  Tujuan pemetaan ini adalah untuk menganalisis ketersediaan lahan yang dapat digunakan pemerintah sebagai acuan pengembangan pelabuhan di masa depan.  

Tim Dosen Pulang Kampung PSP IPB University Latih Stakeholder Perikanan Tanjung Luar NTB Atasi Masalah Sampah Kepelabuhanan

Tim dosen pulang kampung IPB University yang terdiri dari Dr. Mustaruddin (Ketua), Dr. Iin Solihin, Prof. Gondo Puspito, dan Dr. Fis Purwangka melatih dan mensosialisasikan teknologi insenerator tepat guna kepada stakeholder perikanan di kawasan PPI Tanjung Luar, NTB. Tujuannya agar nelayan, pengolahan/pedagang ikan, dan pelaku usaha pendukung mampu mengatasi permasalahan sampah aktivitas perikanan yang terus meningkat. Agenda utama kegiatan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli dan 1 Agustus 2024. Kegiatan juga melibatkan mitra dari Kelompok Nelayan Pesisir Bangsal, Lembaga Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Tanjung Luar, Kelompok Pemuda Masbagik, dan unsur pengelola pelabuhan perikanan.

Ada tiga tahapan yang dikembangkan dalam pelatihan dan sosialisasi, yaitu review aktivitas perikanan ramah lingkungan, pengendalian lingkungan dan potensi limbah padat pelabuhan perikanan, serta inovasi teknologi insenerator tepat guna. Pada tahap review aktivitas perikanan, diterangkan bahwa penangkapan ikan yang dilanjutkan dengan pendaratannya di pelabuhan merupakan penentu timbulnya berbagai aktivitas ekonomi perikanan dan jasa pendukung.  Oleh karena itu keberadaan ikan tersebut perlu dipertahankan melalui praktek-praktek penangkapan ikan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

Terkait lingkungan pelabuhan, pengendaliannya dapat meminimalisir risiko pencemaran terhadap mutu ikan, mengurangi biaya penanganan limbah, dan memberi kenyamanan kepada semua pelaku usaha di pelabuhan.  Potensi limbah pelabuhan dan bahayanya akan terus meningkatkan tatkala abai terhadap kebersihan, ketertiban, dan penanganan sampah-sampah yang timbul dari aktivitas perikanan. Inovasi insenerator tepat guna bisa menjadi solusinya.

Insenerator adalah teknologi maju yang sebenanrnya dapat diusahakan secara mandiri oleh stakeholder perikanan. Insenerator dapat dibuat dari bahan-bahan sisa yang banyak tersedia di masyarakat seperti drum bekas, sisa pipa, plat logam, dan tungku pemanas bekas. Untuk menghasilkan panas yang tinggi, teknik pembakarannya dipilih yang tertutup penuh (closed combustion). Struktur drum yang melingkupi dan berurat memudahkan pengembangan teknik ini.  Teknik closed combustion dapat meningkatkan panas bakar hingga 800-1200oC, dan ini sangat membantu untuk mengolah sampah pelabuhan perikanan yang biasanya basah, banyak sisa/potongan ikan, sisa jaring, fiber, dan plastik kemasan.

Insenerator tersebut dapat dikembangkan skala kecil, misalnya skala kelompok nelayan, kelompok pedagang ikan, dan kelompok warung kelontong di pelabuhan perikanan.  Jika nantinya berkembang, dapat dipasang turbine generator untuk menghasilkan energi listrik tenaga sampah yang berguna bagi pelaku usaha di PPI Tanjung Luar dan masyarakat sekitar.

1 2 3 24