Program Pemberdayaan Masyarakat Dospulkam IPB University, Desiminasi Inovasi Booster Rumpon (FADs) sebagai Alat Bantu Pemikat dan Pengumpul Ikan yang Efektif pada Alat Tangkap Bagan Apung di Kampung Nelayan Palabuhanratu

Tim Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) melaksanakan desiminasi inovasi booster rumpon (FADs) sebagai alat bantu pemikat dan pengumpul ikan yang efektif pada alat tangkap bagan apung kepada masyarakat nelayan di Desa Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Tim Dospulkam IPB terdiri dari Dr. Ir. Zulkarnain, M.Si, Dr. Ir. Ronny I Wahju, M.Phil, dan Dr. Fis Purwangka S.Pi, M.Si. Kegiatan tersebut juga melibatkan 2 mahasiswa masing-masing dari program S1 Prodi TMPT dan program S2 Prodi TPL.

Dr.Ir. Zulkarnain, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan desiminasi inovasi alat bantu pemikat dan pengumpul ikan yang efektif dilakukan melalui sosialisasi dan diskusi dengan masyarakat nelayan, pelatihan teknis pembuatan booster rumpon (FADs), pemasangan atraktor rumpon dan uji coba penangkapan ikan pada alat tangkap bagan apung di Desa Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Bagan merupakan alat tangkap pasif yang dioperasikan menggunakan cahaya lampu sebagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif terhadap cahaya sehingga ikan-ikan tersebut mudah ditangkap. Hingga saat ini, pengoperasian bagan hanya menggunakan cahaya lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan. Menurut Dr.Ir. Ronny I Wahju bahwa terdapat permasalahan dalam perikanan bagan di Palabuhanratu. Jumlah bagan di Palabuhanratu sudah mencapai 900 unit yang tersebar di sepanjang pesisir pantai Teluk Palabuhanratu dengan jarak yang saling berdekatan. Pada Kondisi jumlah alat tangkap bagan yang beroperasi cukup banyak, daya lampu bagan yang digunakan relatif homogen, dan beroperasinya bagan di Perairan Teluk Palabuhanratu saling berdekatan akan memberikan dampak terhadap hasil tangkapan ikan yang akan diperoleh nelayan bagan. Peluang nelayan bagan akan mendapatkan ikan dengan jumlah sedikit atau tidak dapat ikan sama sekali. Kondisi tersebut merupakan kondisi rendahnya produktivitas hasil tangkapan ikan dari alat tangkap bagan yang terjadi sepanjang tahun.

Dr.Ir.Fis Purwangka menyatakan bahwa rumpon merupakan alat bantu penangkapan ikan untuk mengumpulkan ikan sehingga mudah untuk dilakukan penangkapan dengan alat tangkap yang handal. Ikan-ikan berkumpul karena tertarik oleh benda-benda terapung (thigmotaxis) juga untuk mencari makan. Sedangkan umpan merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan karena dapat berpengaruh pada daya tarik dan rangsangan ikan. pada kebanyakan kasus, ikan akan tertarik pada umpan melalui isyarat kimia terlebih dahulu ketika umpan belum dapat dideteksi oleh organ penglihatan sehingga organ penciuman yang lebih dominan berperan. Dengan demikian, berkumpulnya ikan karena adanya faktor ketertarikan ikan yang bersifat alami, yaitu fototaksis positif terhadap cahaya (vision), ikan menyukai aroma umpan (penciuman), dan thigmotaxis menjadi pertimbangan untuk mendapatkan inovasi teknologi pemikat ikan yang efektif.

Dr. Ir. Zulkarnain, M.Si menyampaikan bahwa hasil-hasil penelitian sebelumnya yang merupakan dasar-dasar pembentuk inovasi booster rumpon (FADs) sebagai alat bantu pemikat dan pengumpul ikan yang efektif yaitu: (1) Studi tentang penggunaan rumpon pada bagan apung berhasil meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan sebesar 145,4%; (2) Penggunaan atraktor umpan ikan rucah secara vertikal terhadap hasil tangkapan bagan apung berhasil meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan sebesar 143%; (3) Penggunaan atraktor umpan cacing tanah (Lumbricus rubellus) secara horizontal terhadap hasil tangkapan bagan apung berhasil meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan sebesar 156%; dan (4) Penggunaan ikan tembang (Sardinella gibbosa) sebagai umpan pada atraktor umpan vertikal terhadap hasil tangkapan bagan apung berhasil meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan sebesar 113,5%.

Booster rumpon (FADs) merupakan kombinasi penggunaan 4 unit atraktor rumpon berbahan daun kelapa dan 1 unit atraktor umpan berbahan jaring PE. Ke-empat atraktor rumpon masing-masing disetting menetap pada kedalaman 1-2 m dari permukaan air dan diikat pada setiap sudut dek bagan apung. Satu unit atraktor umpan dalam bentuk konstruksi jaring PE dengan 3 kantong umpan yang tersusun secara vertikal dan disetting di bagian tengah bagan apung hingga kedalaman 6-7 m. Umpan yang digunakan adalah jenis ikan tembang dan cumi-cumi dengan total berat 2 kg per kantong umpan.

Kelompok Usaha Bersama (KUB) Harapan Kita Bina Nusantara yang merupakan Mitra profit di kampung nelayan Palabuhanratu sangat membutuhkan pembinaan aspek teknis dari Tim Dospulkam IPB University agar dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan dari alat tangkap yang mereka gunakan. KUB beranggotakan lebih dari 10 orang sebagai pemilik perahu dan alat tangkap. Mitra bergerak dalam kegiatan usaha penangkapan ikan skala kecil dengan menggunakan beberapa jenis alat tangkap seperti jaring rampus, bagan apung, pancing ulur, trammel net dan perangkap. Pak Tandim sebagai ketua KUB mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi dan diskusi tentang booster rumpon (FADs) telah memberikan informasi baru dan dapat diimplementasikan secara langsung kepada masyarakat nelayan. Lanjutnya dikatakannya juga bahwa kegiatan pelatihan dan pembuatan booster rumpon (FADs) juga telah memberikan manfaat pengalaman dan keahlian tambahan dalam membuat booster rumpon (FADs).

Dr.Ir. Zulkarnain menyampaikan bahwa kegiatan desiminasi akan dilanjutkan dengan melakukan uji coba penangkapan (experimental fishing) pada bagan apung nelayan dengan menggunakan booster rumpon (FADs) dan akan dilaksanakan sebanyak 20 trip. Setiap trip penangkapan selalu menggunakan atraktor umpan yang baru. Kegiatan operasi penangkapan dilakukan pada malam hari dan dimulai sejak pukul 18.00 hingga pukul 06.00.  Hasil tangkapan per trip akan dibandingkan dengan bagan apung kontrol yang tidak menggunakan booster rumpon (FADs). Kegiatan pengamatan bawah air juga dilakukan untuk mengetahui performa atraktor rumpon dan atraktor umpan di dalam air. Penggunaan teknologi alat bantu penangkapan yang tepat guna akan menjadikan alat tangkap lebih handal untuk keberhasilan dalam penangkapan ikan. Penggunaan atraktor rumpon dan umpan akan meningkatkan daya tarik ikan dan berkumpul lebih cepat serta bertahan cukup lama di catchable area bagan apung. Inovasi booster rumpon (FADs) akan memberikan manfaat yang nyata bagi nelayan bagan apung untuk meningkatkan hasil tangkapan.

 

 

Dr.Ir.Zulkarnain, M.Si

Ketua Tim Dospulkam IPB

email address: zulkarnain@apps.ipb.ac.id

Hp: 08129934984

 

Pemasangan Atraktor Pengkaya Sumberdaya Cumi-cumi di Perairan Kecamatan Keruak, Lombok Timur, NTB

Tim dosen pulang kampung IPB University melakukan pemasanganan atraktor cumi-cumi di perairan Kecamatan Keruak, Lombok Timur, NTB tanggal 25-26 Juli 2022.  Pemasangan atraktor ini dimaksudkan untuk membantu nelayan melakukan pengkayaan mandiri stock sumberdaya cumi-cumi yang ditangkapnya, serta untuk mendukung konservasi lingkungan dan pemulihan habitat perairan yang rusak akibat wisata pantai dan aktivitas lainnya di pesisir.

Tim dosen yang terlibat adalah Dr. Mustaruddin dan Prof. Mulyono dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB University, serta Dr. Didik Santoso dan Dr. Karnan dari Program Studi Biologi FKIP Unram/Alumni IPB University. Dari kalangan nelayan dan masyarakat, yang terlibat dalam pemasangan atraktor cumi-cumi adalah Ketua Kelompok Nelayan Pesisir Bangsal (Bapak Supriadi), Pembina Kelompok Nelayan dan Pedagang Cumi Desa Tanjung Luar (Bapak Abbas Hasan), Perwakilan Pelabuhan Tanjung Luar, Tim Media dari Unram (Bapak Agus Satriawan), dan tiga nelayan yang bertanggung jawab dalam pemantauan dan pengelolaan atraktor cumi-cumi ke depan.

Atraktor yang dipasang berbahan dasar utama drum bekas yang merupakan hasil rakitan nelayan Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruk di bawah bimbingan tim dosen pulang kampung IPB University.  Atraktor tersebut dipasang pada kedalaman 4-6 meter di perairan pantai dengan jarak 5-8 meter antar drum.  Lokasi pemasangan merupakan wilayah perairan yang sebelumnya menjadi daerah penangkapan cumi dan berada pada koordinat 8o51’14” S dan 116o34’13’ E.  Penentuan lokasi tersebut dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan nelayan pada saat sosialisasi dan pelatihan penerapan atraktor cumi-cumi tanggal 24 Juli 2022 di Desa Tanjung Luar, Lombok Timur, NTB.

 

1 7 8 9 10 11 45