Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB Dan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten Bersinergi Mendorong Penangkapan Ikan Yang Ramah Lingkungan.

Tangerang, 29 Juli 2025 – Civitas Akademika IPB bekerja sama dengan Dinas  Kelautan  dan Perikanan Propinsi Banten  pada hari Selasa, 29 Juli 2025 menggelar kegiatan Bersama untuk mendorong kegiatan Penangkapan Ikan yang Ramah Lingkungan. Pembukaan Pelaksanaan Kegiatan dilakukan oleh Asep Ubaidillah selaku Kepala Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan Wilayah Utara Propinsi Banten. Pada sambutannya Bapak Asep Ubaidillah menekankan pentingnya penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan untuk menjaga sumberdaya perikanan dan kelautan agar tetap lestari.

Kegiatan dengan tema “ Penggunaan Turtle Excluder Device  (TED) Pada Jaring Arad Sebagai Upaya Migrasi Menjadi Jaring Hela Untuk Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan Di Teluk Banten Provinsi Banten” dilakukan oleh  Civitas Academica IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten. Kegiatan tersebut digagas oleh Direktorat Pengembangan  Masyarakat Agromaritim IPB  dengan mengambil momen kegiatan Dosen Pulang Kampung. Kegiatan Dosen Pulang Kampung yang dilakukan meliputi sosialisasi alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, sosialisasi penggunaan  Turtle Excluder Device (TED) pada jarring arad untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan guna memperbaiki stok sumberdaya ikan, Focus Group Discussion mengenai  Turtle Excluder Device (TED)   dan perkembangannya maupun sosialisasi bahaya penggunaan  jaring arad terhadap keberlanjutan sumberdaya dan  upaya migrasi dari jaring arad  ke penggunaan pukat hela sesuai Kepmen No 36 Tahun 2023.

Kegiatan yang berlangsung di Kampung Cituis bertempat di aula kantor Kepala Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan Wilayah Utara Propinsi Banten tersebut mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat nelayan.  

Sasaran dari program ini adalah para nelayan yang berada di Pangkalan Pendaratan Ikan Cituis. Yang menjadi pembicara pada kegiatan Dosen Pulang Kampung tersebut adalah Dr. Mokhamad Dahri Iskandar sebagai Ketua Tim, Prof. Dr. Ronni I Wahyu dan Tri Nanda Citra Bangun Spi, MSi.

Kegiatan Dosen Pulang Kampung ini diharapkan  dapat memberikan pengetahuan dan memperluas wawasan agar nelayan dan pelaku usaha perikanan tangkap agar semakin aware untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan memastikan kelestarian sumber daya ikan untuk generasi sekarang dan masa depan. Selanjutnya secara bersama-sama masyarakat nelayan diharapkan dapat menjaga ekosistem laut agar tetap dapat dimanfaatkan secara lestari. Secara spesifik Dr. Dahri Iskandar menyampaikan bahwa masa depan anak cucu kita ada di laut. Karena 2/3 wilayah Indonesia merupakan laut. Pada kesempatan tersebut Prof. Ronni I Wahyu menyampaikan secara teknis metode untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan pada alat tangkap pukat hela  sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan kegiatan penangkapan ikan ramah lingkungan. Praktik penangkapan ikan yang ramah lingkungan merupakan kegiatan penangkapan ikan yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti kerusakan habitat laut dan penangkapan ikan baik yang dilindungi maupun belum layak tangkap yang tidak disengaja. Sehubungan dengan kegiatan penangkapan ikan di Perairan Pantai Utara Jawa termasuk di Teluk Banten, Prof. Ronni I Wahyu menekankan pentingnya upaya migrasi penggunaan jaring arad menjadi pukat hela. Penangkapan dengan menggunakan pukat hela yang ramah lingkungan perlu dilengkapi dengan Turtle Excluder Device (TED). Prof. Ronni menguraikan berbagai jenis TED yang aman dan nyaman digunakan oleh nelayan agar performa alat tangkap ketika dioperasikan di laut tetap stabil dan tetap mampu memberikan hasil tangkapan yang optimal. Pada kegiatan penangkapan ikan salah satu hal penting yang saat ini masih belum begitu diperhatikan oleh nelayan adalah keselamatan dan keamanan kerja di laut. Oleh karena itu Tri Nanda Citra Bangun menyampaikan beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh nelayan pada saat melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut. Poin penting yang harus diperhatikan oleh nelayan adalah beberapa alat keselamatan di kapal yang harus dibawa oleh nelayan sebagai salah satu upaya untuk penyelamatan diri pada saat melakukan kegiatan penangkapan ikan.

Dengan mengikuti kegiatan ini, peserta diharapkan dapat mentransfer pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan, baik antar individu maupun melalui KUB (kelompok usaha bersama) yang diikutinya. Pengetahuan dalam menentukan metode penangkapan ikan yang ramah lingkungan selanjutnya bisa terus dilakukan agar bisa  lebih adaptif dan dapat menjaga keberlanjutan sumberdaya perikanan tambah Kasi Jasa Pelayanan Usaha Kelautan Kepala Cabang Dinas  Utara Propinsi Banten Bapak Febri Aldilla. Subsidi BBM juga kelak bias menjadi salah satu insentif bagi nelayan yang mau menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Sebagai informasi program Dosen Pulang Kampung yang dilakukan oleh Civitas Cademica IPB University bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Banten juga menjadi sarana untuk menjalin kedekatan emosional antara Perguruan Tinggi dengan masyarakat nelayan yang nantinya bermanfaat bagi kelestarian sumberdaya ikan. Yang lebih penting diingat adalah Menjaga Laut berarti Menjaga Masa Depan, tambah Dr. Dahri Iskandar

Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dalam Keselamatan Kerja dan Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan di Desa Eretan Wetan

Pada hari Selasa, 22 Juli 2025, dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, khususnya dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan dalam rangka program kerja KKN-T Inovasi IPB 2025, Desa Eretan Wetan. Kegiatan ini mengusung tema “Keselamatan Kerja Nelayan dan Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan” yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar nelayan dalam bekerja secara aman serta menjalankan praktik perikanan yang berkelanjutan.

Kegiatan dilaksanakan di halaman depan Mushola Al-Jihad, Desa Erertan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Sebanyak 30 nelayan kapal jukung dengan ukuran kapal 5GT ke bawah mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Kegiatan ini turut didampingi oleh Pemerintah Desa, yaitu Bapak Nanto Budiyanto, S.Pd selaku Sekretaris Desa dan Bapak Sahudin Abdul Rasyid serta didampingi oleh pihak keamanan, yaitu Bapak Riyanto dam Bapak Hamdan selaku Pembina Potensi Maritim (BABINPOTMAR) dan Bapak Yudha perwakilan dari Polisi Air dan Udara (POLAIRUD) Desa Eretan Wetan.

Kegiatan pelatihan terbagi dalam dua sesi materi utama. Materi “Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan” disampaikan oleh Dr. Ir. Zulkarnain, M.Si, yang menekankan pentingnya menggunakan alat tangkap yang tidak merusak habitat, menjaga ukuran ikan tangkapan, dan mematuhi regulasi alat tangkap untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya perikanan.

Sesi kedua mengenai “Keselamatan Kerja Nelayan dan Basic Sea Survival dipandu oleh dua narasumber, yaitu Dr Fis Purwangka, S.Pi, M.Si dan Dr. Ir. Wazir Mawardi, M.Si. Materi ini mencakup identifikasi risiko kejadian saat melaut, demonstrasi penggunaan jaket pelampung, serta pengisisan Job Safety Analysis (JSA) sebagai upaya mitigasi bahaya kerja. Dr Fis Purwangka, S.Pi, M.Si turut menyampaikan bahwa resiko kejadian pada saat melaut dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu kondisi lingkungan, human error, dan malfunction system.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata dukungan mahasiswa KKN-T Inovasi IPB 2025 Desa Eretan Wetan dalam mendorong peningkatan kualitas SDM nelayan di Eretan Wetan. Dr. Ir. Wazir Mawardi, M.Si. menggarisbawahi pentingnya peran nelayan dengan menyatakan bahwa “nelayan memiliki jasa besar dalam penyediaan sumber protein hewani bagi masyarakat melalui hasil tangkapan ikan mereka”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa penguatan kapasitas nelayan bukan hanya penting bagi kesejahteraan mereka, tetapi juga berdampak langsung pada ketahanan pangan nasional.

Selanjutnya kegiatan ditutup dengan praktik langsung Basic Sea Survival di Perairan Eretan Wetan, di mana peserta diajarkan cara menggunakan pelampung dengan benar, teknik mengapung dan bertahan hidup di laut, penanganan darurat jatuh ke laut dan evakuasi mandiri. Simulasi dipandu langsung oleh dosen pemateri, didampingi personel BABINPOTMAR dan POLAIRUD untuk memastikan keselamatan dan efektivitas pelatihan, serta melibatkan mahasiswa KKN-T IPB 2025 sebagai pendamping lapangan yang turut membantu koordinasi dan pendampingan peserta selama simulasi berlangsung.

Para peserta yang merupakn nelayan menunjukkan antusiasme tinggi selama kegiatan berlangsung, karena mendapatkan pengalaman nyata yang relevan dengan risiko pekerjaan mereka sehari-hari dan dapat langsung mempraktikkan hal-hal yang selama ini belum pernah mereka dapatkan. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kepedulian mahasiswa KKNT Inovasi IPB 2025 Desa Eretan Wetan 2025 yang didukung oleh Dosen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK IPB terhadap kondisi nelayan kapal jukung skala kecil—sebuah bentuk pembinaan dan pelatihan yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Melalui pendekatan edukatif dan praktik langsung di lapangan, diharapkan para nelayan semakin sadar akan pentingnya menjaga keselamatan diri saat melaut dan keberlanjutan sumberdaya laut  sekaligus mendorong penerapan metode tangkap yang lebih bertanggung jawab. Meningat masih sering dijumpai penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan (arad) oleh sebagian nelayan setempat. Pemerintah desa bersama unsur keamanan setempat menyampaikan apresiasi serta dukungan terhadap keberlanjutan program ini, sebagai bagian dari upaya nyata dalam meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan nelayan lokal di masa mendatang.

1 2 3 4 27