The 2017 Asia Pacific Agriculture Undergraduate Project Competition

Pada bulan November 2017 lalu, Departemen PSP FPIK IPB mengirimkan 2 orang mahasiswa untuk mengikuti ajang The 2017 Asia PacificAgriculture Undergraduate Project Competition di National Pingtung University of Science and Technology di Taiwan. Kedua mahasiswa tersebut adalah Ken Rizkyna (PSP 52) dan M. Riezky Hermawan (PSP 51).

Pada kesempatan kali ini Ken dan Riezky berkesempatan untuk memaparkan Scientific Paper mereka mengenai pemafaatan teknologi Autonomus Underwater Vehicle (AUV) pada kegiatan penangkapan ikan di perairan Malang Rapat. Scientific Paper ini merupakan hasil kolaborasi dengan mahasiswa Departemen ITK yaitu M. Hasbi (ITK 51).

Kegiatan The 2017 Asia Pacific Agriculture Undergraduate Project Competition dimulai dengan opening ceremony  dan kuliah umum dengan keynote speaker dari National Pingtung University of Science and Technology. Lalu dilanjutkan dengan presentasi tiap peserta dibidang pertanian, teknologi dan sosial. Peserta yang mengikuti ajang ini beasal dari Indonesia, Taiwan, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Nigeria dan masih banyak lagi.

Kegiatan ini tidak hanya kompetisi tetapi juga mengenalkan destinasi paiwisata yang berada di Taiwan bagian selatan seperti Sun Moon Lake, National Science and Technology of Taiwan dan juga makanan khas Pingtung.

Dalam ajang The 2017 Asia Pacific Agriculture Undergraduate Project Competition , perwakilan dari PSP FPIK IPB meraih penghargaan sebagai The Third Best Price atau juara 3. Ken dan Riezky berhasil membawa nama baik PSP FPIK IPB di tingkat Asia-Pasifik. Selamat untuk Ken Rizkyna dan M. Riezky Hermawan.

Tidak hanya itu, setelah rangkaian perlombaan selesai Ken dan Riezky melanjutkan perjalanan untuk berkontribusi untuk menumbuhkan cross-cultural understanding antara Taiwan dan Indonesia melalui edukasi budaya tradisional Indonesia dan juga Islam di sebuah sekolah dasar yang berada di kaki gunung sekitar Pingtung. Ken dan Riezky mendapatkan tawaran tersebut dari seroang guru pengajar bernama Mr. Bruce. Ken dan Riezky mengajarkan mengenai bahasa Indonesia, aksara Lampung, aksara Sunda, keragaman budaya Indonesia dan juga beberapa informasi mengenai Islam atas permintaan para guru di sekolah tersebut.

Rangkaian kegiatan dan keseruannya bisa dilihat di bawah ini.